Karena hebatnya tabrakan, saat ini Yueyue masih dalam keadaan koma. Dokter menyatakan otaknya sudah mati dan tidak lagi berfungsi. Kini hidupnya bergantung pada alat penopang kehidupan.
Peristiwa ini memicu kemarahan publik China dan dunia. Dalam berbagai situs media sosial, masyarakat mengutuk tindakan pengabaian Yueyue sebagai tindakan tidak beradab dan tidak bermoral.
Inilah Tukang Sampah yang Menolong Bayi Korban Tabrakan Itu
Saat kejadian si bayi berlari ke tengah jalan raya tiba-tiba sebuah mobil van putih datang mengarah ke Yueyue dan melindas tubuh mungilnya. Sang sopir tidak turun, malah menginjak gas dan melarikan diri. Akibatnya roda belakang mobil tersebut kembali melindas si bayi. Seseorang yang menyaksikan seluruh kecelakaan itu tetap saja berjalan melewati tubuh Yueyue dengan acuh tak acuh. Dia bahkan tidak melirik padanya. Setelah itu, dua pejalan kaki lalu berjalan lewat dan melihat yueyue tergeletak di tanah berjuang kesakitan, tetapi tak melakukan apapun, cuek. Tak lama muncul sebuah truk pickup. Si sopir tidak memperhatikan Yueyue dan menabrak kembali bayi itu.
Sekali lagi! Dalam sepuluh menit berikutnya, lebih 10 pejalan kaki melewati si korban, tetapi semua hanya memandangnya dan tak seorang pun berhenti untuk membantu, bahkan untuk memanggil polisi pun tidak. Yueyue masih berjuang di awal, dan kemudian diam. Sekitar pukul 05:31, seorang wanita tua pemulung sampah terlihat di CCTV muncul di jalanan. Dia melihat Yueyue dan datang mencoba mengangkat tubuhnya.
“Tapi Yueyue sudah seperti mie lembek,” kata Chen Yianmei seperti dikutip di berita itu. Wanita tua itu kemudian memindahkan Yueyue ke sisi jalan yang lebih aman dan kemudian meminta bantuan. Ibu Yueyue, yang berada di sekitarnya, bergegas ke Yueyue dan memeluknya.
Seseorang berkata, jika saja 3 orang pertama yang melihat Yueyue datang menyelamtkannya maka resiko berat mungkin masih bisa dihindari, apalagi setelah tertabrak mobil kedua itu .
Video itu ditampilkan di media dunia, dan orang-orang pun mengecam keras sikap tak peduli ke bayi itu. Sumpah serapah dan keprihatinan nyaris memenuhi ruang komentar berita itu.
seperti ini:
Saya berdoa bagi bocah itu dan keluarganya. Hal itu membuat saya menangis. Aku benar-benar berdoa untuk orang-orang yang mengabaikan bocah itu agar menderita dan membusuk di neraka.
Koment-koment rasial pun bermunculan sebagian dari Korea, dan tentu tak layak diterjemahkan di sini. Apakah efek dari ambisi mengejar duniawi menjadikan mereka mengabaikan sisi kemanusiaan dan rasa sosial ke sesama? Hanya tukang sampah yang masih memiliki jiwa itu ternyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar